Rumah Quran bin Abdul Aziz diinisiasi oleh Ustaz Jaya Andari. Sekitar tahun 2018, ketika Ustaz Jaya Andari masih menempuh pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah, ia sering memikirkan keinginan membangun Taman Pendidikan al Quran, sebagai seorang mahasiswa jurusan agama, dan didikan agama sejak kecil oleh orang tua, beliau ingin bisa bermanfaat untuk ummat islam.
Melihat fenomena yang di masyarakat, anak mulai jauh dari agama. Mereka lebih dekat dengan gadget dan budaya luar yang merusak. Bahkan pendidikan agama hanya sekadarnya saja. Ustaz Jaya merenungkan semua itu. Ia sadar posisinya di kota suci Madinah. Doa demi doa dipanjatkan, demi menggapai impiannya.
Tahun 2020 Pandemi Korona melanda dunia. Para pelajar dianjurkan belajar dari rumah dengan sistem daring. Ustaz Jaya termasuk di dalamnya. Aktivitas di Universitas Islam Madinah jeda. Ia pulang kampung ke Kalimantan Barat, di rumah orang tuanya.
Asal-usul Pendirian Rumah Quran
Didirikan dengan tujuan untuk menjadi tempat belajar dan mengaji al-Quran, bahasa arab, fikih dan banyak cabang ilmu lainnya.
Selama sembilan di kampung, ia kerap berkeliling daerahnya menyalurkan bantuan dari para mushinin. Selama itu pula beliau merenungkan mengenai idenya. Selain itu banyak para orang tua meminta Ustaz Jaya mengajari anak mereka ilmu agama.
Permintaan para orang tua demikian banyak. Ustaz sadar akan keinginan mereka, lalu anak-anak dikumpulan di rumah orang tua beliau. Diajar ilmu al Quran seadanya. Dari kejadian ini mengetuk pintu para dai serta sesepuh kampungnya. Dai yang memngampu musala di kampungnya meminta Ustaz Jaya memakai masjid yang ada. Anak-anak pun dipindah ke sana.
Tahun 2021, ide membangun Taman Pendidikan Quran terwujud. Ustaz Jaya sering berkeluh kesah denganya mengenai impiannya membangun TPA dengan seseorang yang selama ini kerap menjadi mushinin di setiap programnya.
Di luar dugaan, si pengusaha dermawan mendukung usahanya membangun taman pendidikan anak, dan akan membantu. Lalu ia meminta Ustaz Jaya mencari tanah. Ketika hal ini disampaikan keluarganya dan masyarakat. Dari masyarakat ada dua orang yang hendak mewakafkan tanahnya.
Di sisi lain ayahanda Ustaz Jaya menyarankan agar membeli tanah miliki Datuk beliau. Harapan sang ayah, datuk keluarganya dapat pahala. Ustaz Jaya mengambil usulan keluarga. Lalu rembuglah dengan sang pengusaha dermawan.
Setelah melalui proses yang panjang, Rumah Quran tersebut akhirnya berhasil dibangun dan diresmikan. Sejak itu, banyak orang membawa anaknya datang ke Rumah Quran untuk belajar al-Quran. Rumah Quran ini menjadi tempat yang sangat berharga bagi masyarakat sekitar, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang ingin belajar tentang al-Quran.
Sejarah pendirian Rumah Quran ini menunjukkan bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, serta kerjasama dan kebaikan hati dari banyak pihak, suatu ide yang awalnya hanya sekedar wacana dapat menjadi kenyataan.
Sejarah Nama Bin Abdul Aziz
Abdul Aziz adalah nama Ayahanda Ustaz Jaya Andari. Sedangkan kakek beliau bernama Abdul Wahab. Otomatis jika dituliskan nasab beliau: Jaya Andari bin Abdul Aziz bin Abdul Wahab. Ketika mencari nama Rumah Quran, Ustaz memakai nama ibnu Abdul Aziz Wahab.
Tetapi beberapa teman menyarankan mengkhawatirkan nama Wahab. Karena mereka takut jadi kontradiksi, sebab stigma di masyarakat Wahab adalah sebutan untuk Wahabi. Dari kejadian ini Ustaz Jaya mengambil keputusan menghilangkan nama Wahab. Sehingga Rumah Quran ini menjadi bin Abdul Aziz saja. Nama itu disepakati oleh semua keluarga dan kolega yang membantu mendirikan Rumah Quran.
Semoga Rumah Quran ini dapat terus berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Sekarang Rumah Quran bin Abdul Aziz memiliki tiga saung untuk tempat belajar, masjid hasil pemberian dermawan. Serta beberapa pengajar dan staf.